Friday, February 12, 2010

Ada Apa Dengan Dunia Pendidikan Kita?

"Seribu lebih guru golongan IVa di Riau rame-rame menggunakan karya ilmiah "aspal" untuk kenaikan pangkatnya". Sebuah ironi, di mana biasanya guru yang mendidik siswanya dengan ajaran moral dan menekankan pentingnya arti kejujuran justru melakukan tindakan yang sangat tidak jujur. Memakai jalan pintas dengan cara yang "instan" agar bisa naik golongan dengan cepat tanpa repot harus menghasilkan karya ilmiah sendiri. Hasilnya tentu saja negara dirugikan karena harus membayar kenaikan gaji mereka yang seharusnya belum mereka terima. Apa bedanya dengan korupsi? Atau memang karena budaya korup kita sudah sangat kronis yang sudah menjangkiti para pejabat negara sampai rakya jelata yang tak berdaya? Apakah sekarang tumor korup juga mulai bersemayam di tubuh Guru yang seharusnya menjadi benteng pertahanan moral dari bangsa ini?

Kasus yang lain "Seorang Guru Besar dari Universitas terkenal di Jawa Barat melakukan tindakan Plagiat dalam karya ilmiahnya". Artikel yang mengenai ini silahkan kunjungi http://wijayalabs.com.
Sebuah kasus lain yang mencerminkan ketidakjujuran dan parahnya dilakukan oleh seorang guru besar yang dimiliki oleh bangsa ini.

Saya jadi teringat beberapa tahun lalu, kasus kecurangan UAN di Medan. Beberapa guru diduga terlibat memberikan kunci jawaban kepada siswa-siswanya saat ujian sedang berlangsung. Indikasi ketidakjujuran plus rasa tidak yaqin dari guru bahwa anak didiknya akan bisa lulus UAN. Akhir kisah, biasanya kita tutup mata, telinga, dan tidak peduli. Secara logika, Medan adalah kota besar dengan sarana pendidikan yang lebih menunjang bila dibandingkan dengan daerah-daerah di pelosok Nusantara ini. Dengan keadaan seperti itu saja, guru-guru di Medan tadi tidak yaqin dengan kemampuan siswanya lalu bagaimana dengan keyaqinan para guru lainnya yang ada di pelosok-pelosok negeri ini?
Tidak yaqin terhadap kemampuan siswanya untuk bisa lulus karena guru tahu persis akan kemampuan siswa-siswanya. Sekali lagi, jalan pintas yang diambil.

Apakah tidak ada ketakutan kita bersama bahwa fenomena-fenomena ini seperti kasus "gunung es"?

Jadi ingat lagi deh kata-kata bijak yang entah dari mana sumbernya,, "Keberanian yang sesungguhnya adalah kejujuran".

1 comment: